Senin, 01 November 2010

IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

        catatan: http://www.indonesiaindonesia.com/r/alquran/surat-Al-Imran-3/

A.  Iman kepada kitab-kitab Allah

Menurut pengertian bahasa , kitab artinya buku, surat kiriman, dan hukum (peraturan). Sedangkan iman artinya percaya. Dari dua pengertian itu, secara terminologi, iman kepada kitab-kitab Allah dapat diartikan sebagai memercayai atau meyakini bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para rasul-Nya agar kitab-kitab-Nya itu dijadikan sebagai pedoman hidup ( way of life ) umat manusia agar mereka memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat.

Dalam ajaran islam, beriman kepada kitab-kitab Allah termasuk rukun iman dan ciri muttaqin . oleh karena itu hukum beriman kepada kitb-kitab Allah adalah fardu ‘ain.orang yang mengaku beragama Islam, tetapi tidak beriman kepada kitab-kitab Allah dapat dianggap murtad. 

Beberapa kitab-kitab Allah yang diwahyukan sebelum turunya wahyu Al- Qur’an kepada nabi Muhammad SAW sebagai mana tercantum dalam Al-Qur’an adalah:
·        Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa AS (Q.S. Al- Ma’idah 5:44)
·        Zabur diturunkan pada Nabi Daud AS (Q.S.Al-Isra’, 17:55)
·        Injil kepada Nabi Isa AS (Q.S.Al-Ma’idah 5:46)
·        Sahifah-sahifah lembaran-lembaran firman Allah kepada Nabi Ibrahim AS dan Nabi Musa AS (Q.S. An-Najm, 53:36-37)

Terhadap kitab-kitab Allah sebelum Al-Qur’an dan sahifah-sahifah tersebut, setap muslim dan muslimat harus beriman secara ijmali, artinya harus percaya saja. Sedangkan mengetahui dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung didalam kitab-kitab Allah sebelum Al-Qur’an dan sahifah-sahifah tersebut bukan merupakan suatu kewajiban. Hal ini disebabkan karena kedudukan kitab-kitab Allah dan sahifah-sahifah sebagai pedoman hidup umat manusia berakhir setelah wahyu Al-Qur’an turun.







Al-Qur’an adalah kitab Allah yang terakhir yang diturunkan kepada rasul terakhir Nabi Muhammad SAW. Seluruh umat manusia yang hidup serjak Al-Qur’an turun sampai akhir zaman wajib menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.dalil naqli bahwa Al-Qur’an merupakan kitab Allah yang terakhir adalah firman Allah dalam surat Ali-‘Imran, 3:2-4.

Sikap dan prilaku seseorang muslim terhadap Kitabullah Al-Qur’an wajib beriman secara tafsili artinya harus meyakini akan kebenaran nya, mengetahui isi ajaranya, dan mengamalkannya dalam hidup sehari-hari.

B.  Sikap Prilaku Pada Kitab-Kitab Allah SAW

Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT merupakan sikap mental atau pikran  dan perasaan. Oleh karna itu, mengetahui hakikat beriman atau tidak berimannya seseorang kepada kitab-kitab Allah SAW.hanya Allah SWT, tuhan yang Maha mengetahui segala yang gaib dan nyata (syahadah), serta orang itu sendiri. 

Seseorang yang beriman kepada kirab-kitab Allah SWT,tentu akan membuktikan imanya dengan sikap prlaku tang dapat diketahui oleh pancva ndra manusia.
Sikap dan prilaku orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah SWT antar lain:
1.     mengaku dan menghormati kedudukan kitab-kitab Allah SWT sebelum Al-Qur’an, yang dijadikan pedoman hidup oleh umat-umat pada priode sebelum turunya Al-Qur’an. Allah berfirman:


  
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنزَلَ التَّوْرَاةَ وَالإِنجِيلَ
     Artinya :

3. Dia menurunkan Al kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,
4. sebelum (Al Quran), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan[182]. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai Balasan (siksa).

[182] Al Furqaan ialah kitab yang membedakan antara yang benar dan yang salah.



2.     membenarkan kitab-kitab Allah SWT sebelumnya dan sebagai batu ujian yaitu ukuran untuk menentukan benar tidaknya. Ayat-ayat yang diturunkan dalamkitab-kitab sebelumnya.
3.     meyakini dan mengakui bahwa Al-Qur’an itu merupakan pedoman hidup, bukan hanya untuk bangsa arab, tetapi untuk seluruh umat manusia sampai akhir zaman.
4.     menjalani hidup hanya untuk beribadah (menyembah) Allah sebagai mana Al-Qur’an menegaskan bahwa tujuan diciptakannya manusia ialah untuk beribadah. Allah SWT berfirman :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُون

artinya:
          “dan aku,( Allah SWT ) tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku (beribadah kepda-Ku).(Q.S.Az-Zariyat, 51:56)

Menurut pengertian yang universal, ibadah ialah nama yang melingkupi segala yang disukai Allah SWT dan yang diridai-Nya, baik berupa perkataan, maupun berupa perbuatan, baik yang dikerjakan secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Sedangkan inti dari ibadah ialah melaksanakan perintahAllah SWT dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya.







C.  Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah

Hikmah dari kewajiban beriman kepada Allah SWT antara lain:
1.     setiap orang beriman kepada kitab-kitab Allah SWT akan mendapatkan pahala dari-Nya,hal ni disebabkan karena beriman kepada kitab-kitab Allah hukumnya wajib. Sedangkan pengertian wajib menurut hukum Islam ialah sesuatu apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan dianggap berdosa.
orang-orang yang dianggap beriman kepada kitab-kitab Allah akanmenjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan membuktikan keimananya tersebut dengan selalu beramal soleh, sehingga ia pun akan mendapat banyak didunia dan di akhirat. Allah SWT berfirman :

:وَبَشِّرِ الَّذِين آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُواْ مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ



Artinya:
          “ dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan beramal soleh, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga. (Q.S.Al-Baqarah,2:25)

Al-Qur’an akan menjadi obat yang mujarab bagi penyakit mental umat manusia, apabila umat munusia meyakini kebenaran Al-Qur’an dan mengamalkan seluruh ajaranya, sehngga sikap dan prilakunya tidak menyimpang dari ajaran Al-Qur’an.

Berbahagialah umat manusia yang telah mengamalkan seluruh ajaran  Al-Qur’an karena berarti ia telah menyucikan jiwanya, dan merugilah umat manusia yang sikap prilakunya menyimpang dari ajaran Al-Qur’an, karena berarti mereka telah mengotori jiwanya dengan noda dan dosa.
Allah SWT berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا
 
وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا



Artinya :
          “ sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (dengan banyak brbuat dosa)." (Q.S. Asy-Syams, 91:9-10)

2.     terdorong untuk meningkatkan diri karena Al-qur’an mendorong umat manusia untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkanya kearah yang lebih maju.
Al-Qur’an bukanlah bukuilu pengetahuan dan teknologi, tetapi didalamnya terdapat ayat-ayat yang membicarakan tentang iptek. Hal in dimaksudkan agar umat manusia mengadakan pengkajian, peneltian, dan pengamatan tentang iptek untuk kesejahteraan umat manusia.

Allah SWT berfirman:
         
  
قُلِ انظُرُواْ مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا تُغْنِي الآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَن قَوْمٍ لاَّ يُؤْمِنُونَ


     Artinya:
     “ katakanlah perhatikanlah apa yang ada dilangit dan di bumi…” (Q.S. yunus,10:101)


Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya:
         Artinya:
              “ sesungguhnya menghendaki ilmu pengetahuan, hendaknya ia memerhatikan Al-Qur-an karena sesungguhnya didalam Al-Qur’an itu dimuat kabar-kabar ilmu orasng-orang dulu dan yang akhir,” (H.K.Ibnu Mas’ud)

Ayat Al-Qur’an dan hadis tersebut merupakan tantangan bagi umat manusia untuk mempelajari, mengembangkan, dan meningkatkan ilmu pengetahuan danteknologi tentang langit,bumi, dan segala isinya melalui petuhjuk-petunjuk Al-Qur’an.
Didalam  Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan iptek, misalnya:
a.     ayat yang brhubungan dengan ilmu hewan, Allah SWT berfirman yuang artinya , “dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu.”(Q.S. An-Nahl,16:66)
ayat yang berhubungan dengan ilmu jiwa (psikologi) Allah SWT berfirman yang artinya’ “…dan jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-Nya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefaskan dan ketakwaannya, sesungguhnya bersukurlah orang


b.     yang menyucikan jiwanya itu dan merugilah orang yang mengotorinya .” (Q.S. Asy-Syams, 91:7-10)
c.      ayat yang berhubungan dengan astronomi misalanya (q.S. Ar-Rahman, 55:33) yang berisi tentang Allah SWT terhadap, umat manusia untuk menjelajahi segala penjuru langit dan bumi. Manusia akan mampu menjelajahinya apabila memiliki kekuatan (iptek).
d.     Ayat yang berhubungan dengan penciptaan alam semesta dalam enam masa yang seperti tercantum dalam Q.S. Hud.11:7, tentang penegasan Al-Qur’an ini sewsuai dangan pehjelasan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.



3.     memperkuat keyakinan kepada kebenaran kerasulan Nabi Muhammad SAW.
Al-Qur’an merupakan mekjizat terbesar yang dikaruniai Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai bukti sebagai kerasulannya dan yang wunudnya ada sampai sekarang bahkan sampai akhir zaman. Al-Qur’an bukan ucapan-ucapan Nabi Muhammad SAW, tetapi firman-firmasn Allah SWT yang diturunkan kepadanya .

Kemukjizatan Al-Qur’an sebagai bukti bahwa Al-Qur’an itu kalam  Allah SWT antara lain:
·        sruktur bahasa / kesuastraannya yang sangat indah, sehingga para ahli syair dan sastrawan dari masa Nabi Muhammad SAW masih hidup sampai sekarang ini tidak ada yang mampu membandingkanya.
·        Isyarat ilmiah yang terkandung dalam Al-Qur’an, seperti terdapatnya ayat-ayat iptek yang sebagianya sudah dikemukakan diatas.
·        Ajaran-ajaran Al-Qur’an sangat lengkap  dan sempurna sesuai dengan situasi dan kondisi, berlaku sepanjang zaman. Jika ajaran-ajaran Al-Qur’an itu diamalkan oleh umat manusia, maka umat manusa akan memperoleh ketentraman, kedamaian, dan kesejahtraan bersama.
Adanya ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan masa-masa yang akan datang yang berada diluar jangkauan akal manusia dan yang


·        akan dialami aleh setiap manusia,m seperti kehidupan manusia dialam barzakh dan alam akhirat.


Mengacu kepada kemukjizatan Al-Qur’an tesebut, mustahil Al-Qur’an karangan Nabi Muhammad, mengingat beliau seorang Ummiyyu (buta huruf,tidak tahu baca tulis) dan tidak pernah menuntut berbagai macam ilmu pengetahuan dan teknologi pada lembaga-lembaga keilmuan.

Al-Qur’an menantang seluruh manusia dan jin khususnya yang tidak percaya kemukjizatan Al-Qur’an, agar mereka membuat satu kitab yang serupa dangan Al-Qur’an. Tetapi kenyataanya dari semenjak Rasullulah masih hidup sampai saat sekarang, tidak ada manusia baik secara pribadi maupun nsecara kelompok yang mampu membuat kitab yang serupa dengan Al-Qur’an. Allah SWT berfirman:

  


قُل لَّئِنِ اجْتَمَعَتِ الإِنسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَن يَأْتُواْ بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآنِ لاَ يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا


 Artinya:
     “ katakanlah: sesungguhnya juka manusia dan jin berumpul untuk membuat serupa dengan Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (Q.S. Al-Isra,’ 17:88)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar